Dulunya
waktu belajar fisika saya pernah menemukan kata "Badai Matahari",
penjelasan dibuku sih badai matahari itu adalah ledakan matahari yang
mengeluarkan berjuta-juta atom cahayanya. Setahu saya badai matahari itu
fenomena alam seperti adanya badai salju, gempa bumi dsb. Ternyata
setelah saya membaca beberapa artikel baik itu di media massa dan
elektronik, searching di Internet, baca blognya para ahli angkasa luar
saya baru tahu ternyata badai matahari itu adalah siklus normalnya
perputaran matahari (atau dengan istilah yang mudah dipahami adalah
siklus kehidupan matahari). Dengan kata lain sebenarnya badai matahari
itu bukan fenomena langka.
Seperti
dipelajaran Fisika kita waktu SMA, matahari itu kan mempunyai siklus
rata-rata yang hampir 11 tahun. Matahari memulai siklus kehidupannya
mulai dari aktifitas rendah "Solar minimum" sampai ke peningkatan aktifitas "Solar maksimum"
Peristiwa inilah yang sering disebut dengan istilah Solar Storm atau Badai Matahari atau adanya ledakan dahsyat di Matahari, mengirim milyaran ton
material tak bermuatan, juga disebut plasma, ke luar angkasa pada
kecepatan lebih dari satu juta mil per jam.
Awan plasma membawa bidang magnetik yang kuat. Saat awan bermagnet
itu mencapai Bumi sehari atau tiga hari kemudian, sejumlah besar
energinya terendapkan ke dalam magnetosfir Bumi.
Astrofisikawan Lembaga Penerbangan dan
Antariksa Nasional, Thomas Djamaluddin, mengatakan bahwa badai Matahari
dapat mengganggu sistem telekomunikasi, navigasi, fungsi satelit, dan
sistem perbankan.
“Navigasi berbasis satelit seperti GPS
juga kemungkinan terganggu akurasinya, jadi jangan terlalu percaya pada
posisi yang ditunjukkan GPS (frekuensi tunggal) kalau diduga ionosfer
terganggu oleh badai Matahari,” kata Thomas.
Dampak lainnya adalah gangguan komunikasi
radio HF atau gelombang pendek yang biasa digunakan untuk komunikasi
jarak jauh, seperti siaran radio luar negeri, misalnya BBC, VOA, dan
ABC.
Gangguan juga mungkin terjadi pada
telekomunikasi seluler, siaran televisi, dan lainnya. Namun, untuk hal
ini, biasanya para operator satelit telah mengantisipasinya.
Saat CME atau lontaran massa korona bergerak menuju bumi, partikel yang dibawanya akan menghantam magnetosphere
bumi yang kemudian akan menciptakan aurora. Adapun kecepatan CME
berbeda-beda ketika terjadi solar storm. Kecepatan CME pada tahun 2012
ini mencapai hingga 2.200 km per detik.
Karena matahari bukan objek padat seperti
bumi, bagian-bagian yang berbeda dari matahari berotasi dengan
kecepatan yang berbeda juga. Ini akan menyebabkan garis bidang
magnetiknya menjadi kacau balau hingga menyebabkan terbentuknya Solar Flare (Lidah api matahari) yang kadang disertai dengan Coronal Mass Ejection (CME) atau dikenal juga dengan lontaran massa korona.
Normalnya,
magnetosfir Bumi menangkis angin matahari yang merusak dan melindungi
lingkungan. Namun demikian, badai matahari berpotensi mengganggu efek
pelindung ini dan menghasilkan beberapa cuaca luar angkasa, yang
dampaknya bisa merusak susunan luas sistem tehnologi, termasuk satelit
operasi, komunikasi dan navigasi serta jaringan listrik.
(Sumber:http://www.faktailmiah.com/, http://atikofianti.wordpress.com/2012/01/25)
No comments:
Post a Comment