Ambon yang dikenal dengan julukan negeri para raja-raja adalah kota dengan kebanyakan desa yang terletak hampir disepanjang pesisiran pantai. Sehingga disepanjang perjalanan didalam kota ataupun keluar kota, kalian akan disuguhi banyak pantai yang terbentang bahkan sebagian dengan garis pantai yang panjang.
Kali ini saya akan membagikan sedikit pengalaman ketika mengunjungi salah satu desa dibagian Leihitu Timur (Bagian paling barat pulau Ambon) dan sudah pasti tempat terbaik menikmati terbenamnya matahari (Favorite saya). Desa yang jadi tujuan explore saya kali ini adalah desa Ureng. Desa yang berbatasan dengan Asilulu dibagian barat dan Negeri Lima bagian timurnya. Selain mempunyai pantai yang lumayan indah, juga mempunyai air terjun bernama "Wael Manahu" yang artinya air jatuh dengan ketinggian yang sangat tinggi, kurang lebih 30 meter boo... Bayangin gimana suasana disekitarnya dengan air setinggi itu dan dengan volume air yang banyak (timing nya harus pas. saran saya kalau kesana jangan pas kemarau panjang, karena debit airnya agak kurang, tapi tidak mengurangi indahnya sih).
Dari Ambon ke Ureng ditempuh selama kurang lebih 1,5 jam - 2 jam bisa dengan motor atau mobil ataupun angkot. Hanya saja angkot jurusan Ambon - Ureng hanya beroperasi 2 x pulang pergi (mengingat jarak dan medannya yang kurang bersahabat) :D jadi saran saya, sebaiknya menggunakan motor (sekalian menghemat waktu) atau mobil (untuk kenyamanan). Jika perjalanannya dimulai dari Bandara International Pattimura desa Laha, maka jarak yang ditempuh bisa sedikit lebih dekat, mungkin hanya sekitar 1 jam - 1,5 jam saja.
Desa Laha adalah desa terakhir batas kotamadya Ambon.
Dari Laha menuju Desa Ureng akan melewati beberapa Desa di kecamatan Leihitu Barat, diantaranya Desa Hatu, Desa Liliboy, Desa Alang, Desa Tapy, Desa Wakasihu, Desa Larike, Desa Asilulu dan kemudian Desa Ureng. Sepanjang perjalanan anda akan disuguhi dengan beberapa pantai yang sangat indah. Pesisiran jalanan Hatu dengan garis pantai yang lumayan panjang hanya saja berkerikil. Sebelum kami memasuki desa Liliboy, tepatnya dijalanan yang agak menurun dengan tikungan yang cukup tajam, kami menjumpai sebuah pemandangan yang cukup menakjubkan. Kebetulan kami berada di ketinggian, sehingga kami bisa melihat desa Liliboy dari atasnya. Sangat indah, dengan latar belakang langit biru, hijaunya gunung, biru kehijauan air laut dan putihnya pasir. Dari tempat kami ini juga anda akan melihat pemandangan berupa teluk kecil yang seakan-akan melindungi desa Liliboy. Kami berhenti sejenak untuk mengabadikan tentu saja :)
|
Desa Liliboy tampak dari atas jalanan yang menurun, seperti teluk kecil |
|
View seperti ini tidak boleh dilewatkan |
kami memarkirkan motor diseberang kiri ruas jalan. Sambil mengagumi
keindahannya dan mengambil beberapa foto. Kami juga melewati beberapa
pantai di desa Liliboy ini. Pantai dengan hamparan pasirnya yang bisa
langsung dilihat didepan rumah-rumah warga, karena terletak
dibibir-bibir pantai. Seperti yang saya jelaskan tadi, bahwa kebanyakan
desa terletak disepanjang garis pantai.
Desa Alang dengan Tanjung
Alangnya dan pantai yang tak kalah indah, garis pantainya juga luas. Sayangnya agak bebatuan. Desa yang memiliki tanjung Alang sebagai pintu masuk kapal-kapal dari daerah luar yang disebelah timurnya dari jauh terlihat tanjung Nusaniwe. Kalau dipikir-pikir, dua tanjung ini seperti gapura dengan tulisan "Selamat Datang Dikota Ambon Manise" hehehe :)
Kemudian desa Tapi, Desa larike, Desa Wakasihu dengan Batu Suangginya,
Batu Layar yang sangat eksotik (jika timing nya pas, kalian bisa
mendapatkan sunset diantara kedua batu yang menyerupai layar kapal)
sayangnya kali ini, bukan tujuan utama mengejar sunset, tapi diupayakan
saat balik kami bisa mendapatkan sunset disini. Medan jalannya agak
sempit, banyak tanjakan, turunan yang terjal, beberapa belokangan yang
cukup tajam, sebagian ruas jalan yang masih rusak, namun belakangan ini
jalan akses kesana sudah mulai diperbaiki hanya saja anda tetap harus
berhati-hati.
|
Batu Suanggi |
|
Batu Suanggi dilihat dari kejauhan |
|
|
|
|
|
|
Batu Layar, Sunset disini indah loh, kalau timingnya pas, kalian bisa dapet Matahari pas ditengahnya |
Setelah
kurang lebih 2 jam perjalanan, kami pun sampai di desa Ureng. Cukup
melelahkan juga sih :D. Kami istirahat sejenak disalah satu rumah
keluarganya teman kami yang asli disana. Saran saya ketika kesana
hendaknya membawa makanan sendiri, cemilan dan air yang cukup. Karena
tidak ada warung tempat beristirahat, kecuali jika kalian mempunyai
kenalan disana.
|
Sebagian besar jalanan dipesisiran pantai |
|
|
Kemudian kami melanjutkan perjalanan ke Air terjun. Seperti air terjun pada umumnya, letak air terjun "Wael Manahu" inipun dibelakang perkampungan (istilahnya didalam hutan juga). Jaraknya kurang lebih 2 Km ditempuh selama 20 - 30 menit. Medannya tidak terlalu sulit, cukuplah buat anak - anak muda yang punya kapasitas hanya bisa jalan-jalan dimedan yang mudah :D seperti kami ini hehehe. Medannya bebatuan, tapi jalanannya tidak ada tanjakan namun harus tetap berhati. Sepanjang perjalanan anda akan disuguhi pemandangan beraneka ragam pepohonan khas Ambon, aliran air sungai, kicauan burung dan yang pasti segarnya udara hutan. Kami berpapasan dengan beberapa orang yang sudah balik dari air terjun. Wah ternyata lumayan banyak juga.
|
Medan jalan ke air terjun, bagusnya memakai sendal jepit atau gunung |
Setelah kurang lebih setengah jam dikejauhan kami mendengar bunyi air yang jatuh dari ketinggian, kayaknya sebentar lagi sudah sampai (penasaran sih). Dan tadaaa sampailah kami didepan air terjunnya. Emang tinggi boo. Kalian bisa ngebayangin kan air terjun dengan ketinggian 30 meter? Sayangnya sekarang ini lagi musim kemarau yang lumayan panjang sehingga debit air yang jatuh juga tidak terlalu banyak. Tapi tetap keren loh! Menurut warga sini, air terjun "Wael Manahu" ini punya beberapa tingkat. Hanya saja kami tidak sempat melihatnya.
Sebelum mandi, kami memutuskan untuk istirahat dulu sebentar. Kebetulan kami telah mempersiapkan perbekalan kami, dan karena makan ditengah hutan dengan derunya suara air terjun, gemerisik aliran air sungai, ditambah kicauan burung dan suasana seger yang dihasilkan dari rindangnya pepohonan adalah menurut kami hal yang sangat mengasyikan sehingga kami memutuskan untuk makan saja disini :) Sambil sesekali mengambil gambar. Sebenarnya disekitar air terjun sudah banyak orang, sebagian mungkin warga dsini dan sebagian lagi orang - orang dari Ambon seperti kami. Agak kecewa juga sih. Karena yang kami inginkan sebenarnya lebih ke privacy seolah-olah air terjun ini milik kami hehehe, tapi karena kami kesini disaat weekend jadi otomatis pasti banyak orang, tak apalah.
Setelah habis makan, kamipun bergegas untuk mandi. Sudah tentu dong yah? Sejauh ini dan kamu tidak mandi, menikmati dinginnya air? oh you've gotta be kidding me! dan byuur...
|
Ini kelihatan dangkal tapi ternyata lumayan dalam |
Mari mandi, mari berenang. Berhubung saya dan teman saya ada yang tidak mahir berenang, makanya kami hanya mandi diarea yang masih bisa dijangkau hahaha. Tidak berani ke tengah yang kayaknya sudah terlalu dalam, padahal sebenarnya kepingin loncat sih, hanya saja tak bernyali hehehe. Banyak juga yang loncat disini. Apalagi yang sempat naik ketingkatan yang diatasnya dan nyebur kebawah, Oh Tuhan nyali juga mereka.
|
Sebelum mandi Foto dulu lah :) |
|
Sampai sini sudah harus mandi |
Setelah puas mandi, berfoto - foto dan berhubung waktu sudah sore, kamipun bergegas pulang. Kami harus mengejar sunset didaerah batu layar, tapi kayaknya kami tidak sempat, selain itu cuacanya juga tak bersahabat. Kemudian kami melanjutkan perjalanan balik. Setidaknya kami puas menikmati perjalanan kali ini dan sudah tentu kami puas mengabadikannya. Saya harus berterima kasih kepada penemu alat pembantu seperti kamera ini :p mau itu kamera dari Handphone atau kamera Digital. Dengan alat cangih seperti ini bisa mengabadikan moment yang memang harus disimpan. Alat pembantu yang memorable banget ini memang sangat dibutuhkan untuk menyimpan semuanya yang tak cukup ditampung otak saja :p karena sadar dan tidak kita membutuhkan sesuatu pengingat moment masa lalu kita yang berupa visual bukan hanya bayangan berupa kenangan saja hehehe. Yakin deh, suatu saat ketika kamu melihat kembali hasil-hasil foto masa lalu kalian yang mungkin tidak sengaja kamu lupakan, akan menjadi anugerah tersendiri loh.
"Simpanlah kenangan berupa sebuah penggambaran walaupun tak hidup, karena akan menjadi pengingat disaat memori otak anda tak sengaja melupakannya, karena ketika merefresh walaupun tak bernyawa akan membangkitkan kenangan masalalu yang terasa bernyawa kembali"
|
Sampai jumpa.... |
NB!!!
Yang harus dipersiapakan:
1. Makanan (Cemilan ataupun makanan berat)
2. Minuman
3. Sebaiknya gunakan sendal jepit atau sendal gunung
4. Pakaian ganti (Kalau mau mandi)
5. Kamera dan peralatan Visual lainnya
No comments:
Post a Comment