Kulihat siluet terpantul di jalan setapak itu, dari atas dahan sebuah pohon tandus. Ada tiga rumah mungil ciptaan tuhan, ya itu sarang burung. "Cuit ciut cuut ciut",, aku penasaran apakah yang sedang mereka perbincangkan? Apakah sama dengan diriku yang sedang jengkel pada teriknya matahari siang ini yang membakar hampir tiap inci tubuhku? atau suasana hatiku yang sedang kesal dengan kejadian seharian ini? atau laparkah? mengantukkah? Lelahkah?.
Hmm, aku menegok keatas dahan itu lagi, aku naik disebuah batu yang agak beser, mengintip kedalam sarang burung diatas dahan pohon itu yang tak terlalu tinggi, oh ternyata isinya 2 anak burung kecil yang mungkin belum bisa terbang tinggi. Kasihan... Dimanakah gerangan induknya???
"Cuit ciut cuuy ciut" kudengar lagi kicauan dua anak burung itu, sepertinya kali ini aku tahu apa yang sedang mereka perbincangkan. Aku tahu mereka pasti lapar, ohh dimana gerangan induknya??? sekali lagi aku bertanya.Tak lama muncul seekor burung dari arah timur, dy membawa entah apa itu dimulutnya. Hmm rupanya segenggam kacangan? atau apa yah? aku tak tahu pasti. Yang jelas kemudian si burung memberikan kepada dua anaknya, dan yup makanlah.
Aku teringat apa kata papa, jadilah burung. Dia tiap pagi keluar mencari makan untuk anaknya dan yakin pasti dia datang kesangkarnya dengan membawa seuatu untuk anaknya, itu pasti. Si burung itu tak pernah pulang dengan tangan kosong, walaupun sedikit pasti ada untuk anakanya.
Yah, hendaknya kita manusia belajar dari seekor burung. Hidup ini sudah ada yang mengatur, rezeki memang ditanganNya, tapi bukankah dengan kerja keras kitalah sehingga bisa menggapai rezeki itu. Kita manusia diberi banyak kesempurnaan dibandingkan dengan makhluk lain didunia ini. Lihatlah burung dengan segala keterbatasannya tapi toh masih bisa mencari makan untuk anaknya. Kita sebagian manusia masih curang dalam kehidupan kita. Lihatlah masih banyak orang yang merampas hak orang lain walaupun itu tak terlihat jelas, tak disadari atau bahkan sengaja dilakukan karena keterbiasaan. Lantas dimana perbedaan kelas kita dengan para mahkluk Allah seperti bintang itu???
Kita diberi kedua tangan, kedua kaki dan otak serta akal pikiran. Sempurna kan??? Sementara contoh seekor burung, hanya diberi kedua kaki dan naluri. Tapi mereka bisa mancari sesuatu yang bermanfaat untuk generai penerusnya tanpa merugikan yang lain.
Tepat, kita jarus banyak belajar dari sosok mungil seperti burung itu.
Kita manusia diberi segalanya, tapi sebagian dari kita masih salah menggunakan nikmat tersebut. Tak malukah kita kepada seekor burung kecil itu???
No comments:
Post a Comment