Jejak-jejak hidupmu dimasa depan adalah hasil dari kaki-kaki yang selalu melangkah kearah yang kamu ciptakan sendiri sekarang dan masa lalu. Maka, jadikan dia indah dan semestinya.
Saturday, 28 November 2015
Dimana Sahabat
Tatkala kesal wajah, sedih rasa hendaknya ada kamu
Tapi ternyata dimana kamu?
Sahabat,
Pengen rengkuh
Ingin peluk
Mau kecup
Tapi, dimanakah kamu?
Sahabat,
Terbang bersama, harusnya
Jejak kaki bersama, bagusnya
Genggan tangan terpaut
Rasa dan asa
Waktu yang tepat menikmati secangkir teh dan kopi
Friday, 27 November 2015
Lelah
Kepada rasa yang akhir - akhir ini menghantui hampir seluruh hidup
Bolehkah sedikit tanya bahwa kapan akan menghilang?
Lelah yang bukan obat berupa berhenti sejenak,
Lelah yang bukan saat diam ditempat sebentar,
Lelah yang bukan masalah kamu harus berbalik kebelakng,
Lelah yang bukan tentang kamu menoleh ke kiri atau kekanan,
Lelah bukan hanya sekedar kamu seharusnya melihat kedepan.
Entah penggambaran apa yang tepat dengan kondisi rasa ini
Hanya saja, lelah ini benar mengundang mata, masuk ke hati, naik ke akal dan semuanya terpojok tentang rasa yang membuncah ke satu titik bernama jenuh.
Terasa sia - sia semua usaha, seberapa besar, seberapa lama, seberapa kuat.
Tidakkah sadar butuh pelampiasan mau benar ataupun tidak, tak masalah!
Ini akal penuh,
Ini hati sakit,
Dan tak terkecuali jiwa menderita.
Hhhhh
Terkadang memang hidup seperti ini kan?
Tak penting seberapa baiknya kamu,
Tak penting seberapa kuatnya kamu,
Tak penting seberap berkorbannya kamu,
Dan tak penting seberapa pentingnya kamu.
Adakah kata bahwa hidup ini egois?
Bolehkah aku egois?
Agar lelah terbayarkan walaupun itu memang egois.
sebentar cahaya yang harus redup
Tak menjamin kapan dia benar - benar meredup
Bahkan cahaya pun punya saat dimana harus meredup
Lelahkah itu?
Dan aku redup, lelah, jenuh
Cahaya itu terlihat begitu dekat
Namun toh tangan ini tercegat
Ruang berupa udarakah?
Berapa jarak untuk digapai?
Hendaknya tak seperti komet yg jarak edar untuk menampakkan diri berjuta2 tahun lamanya kan?
Tapi seakan lebih lama ditempat ini menunggu
Seakan begitu jauh untuk menggapai itu
Aku disini masih dengan itu
Lelah
Namun masih tak ada jawaban
Apa yang harus dibayar
Benar tak sederhana
Seperti katamu berhentilah sejenak
Tak seperti itu, melihat lagi kebelakang, menoleh ke kiri atau ke kanan dan jeda lah sejenak
Mengambil nafas mungkin untuk misteri depan
Bukanlah tentang itu,
Hanya seperti lelah ini harusnya berakhir
Dan harusnya tak ada
Harusnya tak usah hadir
Hari kemarin, hari ini dan hari esok
Dipermainkan seenaknya
Padahal sanggup mengontrol
Tapi entak tak bertenaga, enggan atau lemang lelah
Iya sungguh Tuhan
Aku Lelah
Lelah dengan segala kepura-puraan yang kapan berakhir???
Sekali lagi bukan tentang berhenti sejenak, bukan!!!
Karena berhenti sebenarnya sudah terlalu lama.
Benar Tuhan hanya satu "Aku Sudah Lelah"
Friday, 13 November 2015
Cinta...
Ketidakmungkinan yang mungkin,
kemustahilan yang tak mustahil sekalipun,
Pemutarbalikan yang seharusnya tak ada.
Dan aku disini,
dalam rasa yang kemungkinan mengelakan akal,
Atma seakan hendak berteriak bebas dan menepi
Tapi tak digubris terus menerus walaupun sampai terjungkal.
Yah..
Jiwa ini
Rasa ini
Sakit ini
Ceria ini
Asa ini
Marah ini
dan tertawa ini
untuk satu cinta hakiki
Adakah tandingannya?
rasa tak ada duanya?
Kadang...
Rindu itu melupakan?
Thursday, 20 August 2015
Sudah tak sama lagi
Entah kapan berubah ataukah mampu tumbuh kembali?
Tetap sudah tak sama lagi.
Wahai hati yang berusaha damai,
Tertatih dalam keterpurukan,
Mencoba bangkit tapi sungguh tak bertenaga,
Menopang tapi seakan tak ada penopang.
Huuuh....
Didalam dan diluar sama saja,
Gelap, pekat, sesak.
Kecil dan seakan lenyap,
Dan benar sudah tak sama lagi.