Tatkala senja sore menari-nari di pinggiran barat bumi
Kesombonganku luruh bersamaan datangnya sinar rembulan
Satu titik tampak tak kasat mata ini
Diantara ribuan titik-titik besar yang bercahaya dalam gemerlapan
Begitulah torehan diriku
Hanya sesosok kecil tak berdaya
diantara elemen-elemen tiap pagiku
Yang sendu, ria, tertawa, menagis, sedih, dan bahagia
Cahaya itu datang tiba...
Tak dipungkiri ketika atmaku terbang dura
kebimbangan hati menyelimuti diri kala....
Harus tetap bersinar atau redup pada??
Kugapai walau dalam tatih
Derwis langkahku silih berganti
Hati ini berdilema nanti
Namun kepastian belum teratasi
Dalam keadaan merayap, berjalan ataupun bahkan berlari
Bertahan apa yang telah tergapai
Bukan hanya untuk ini, tapi kali nanti
Istiqomah kata yang sejuk untuk atasi hati
Karena hidayah tidak datang dua kali
Maha Suci Allah telah menjamah diri
Dalam pelukan kasih nan abadi..
Makassar, 7 Januari 2008
Widia Astuti Toisuta
No comments:
Post a Comment