Jejak-jejak hidupmu dimasa depan adalah hasil dari kaki-kaki yang selalu melangkah kearah yang kamu ciptakan sendiri sekarang dan masa lalu. Maka, jadikan dia indah dan semestinya.
Sunday, 9 April 2017
Sunday, 26 March 2017
Manusia, cinta dan kehidupan
Lewat cinta yang liar, desahan nafas panjang
Malam yang larut, siang yang menggebu dan pagi yang menjamu
atau...
Melalui kekecewaan, penyesalan yang panjang
Cinta yang bertepuk sebelah tangan : penolakan
Cinta yang tak dikenal : dijodohkan
penggadaian rasa, harta dan bahkan martabat
Kehormatan tiada tara atau sebaliknya
Sebagian dari kita diciptakan hanya karena tanggung jawab
Tak selamanya dari cinta, setengahnya omong kosong
Dari kehidupan itu sendiri kita belajar cinta
Karena kita manusia adalah ego yang serakah
Serakah untuk cinta, karena cinta itu sendiri memang serakah
Namun,
Lewat ayah dan ibulah mungkin bukti nyatanya
Bahwa dari semua itu selalu ada sisilainnya
Selalu aa hitam dan putih, bukankah itulah hidup, itulah cinta?
Karena pada hakikatnya
Cinta adalah
Penolakan, penerimaan, pengikhlasan, pengertian
Bukan hanya ciuman panjang memabukkan
Dekapan hangat menyejukkan
Bukan hanya sekedar kata sayang
Tapi penerimaan tanpa pengejawantahan
Dan ikhlas tanpa syarat
Saturday, 4 February 2017
Monday, 31 October 2016
Tentang malam dengan banyak rindu
Bukankah terlalu cepat
Datangnya kau malam pekat?
Padahal sejenak
Baru menikmati senja seolah dekat
Inginku hentikan waktu
Kala itu
Ketika hanya ada aku
Dan kamu terpaku
Menatap jingga yang malu
Kamu kekasih...
Sebab cipta rindu dengan rapih
Aku bisa apa kasih?
Ketika tentang rindu saja aku masih
Seperti bayi yang tak mengerti
Barangkali diantara jarak dan waktu
Selalu terbayar untuk rindu
Ketika temu itu bertamu
Sabdakan sebanyak hati hingga tak ada lagi semu
Selayaknya waktu yang lewatkan masa-masa kelabu
Aku berfantasi dengan asa
Berharap begitupun nanti nyata
Sehingga tak ada lagi bisik terasa
Namun,
Ketika semua kembali pada satu arti
Bahwa semua yang tentang hati
Adalah masalah tak penting harus itu dan ini
Yang ada hanya hati yang mencari
Sendiri
Karena tentang hati
Selalu mempunyai arti
Yang selamanya tahu sendiri
Sampai dimana dan sejauh mana terpatri
Begitulah kita
Menerobos pertahanan yang sudah ada sejak lama
Mencoba peruntungankah?
Atau siapa tahu ada dewi fortuna
Bukankah tak ada kebetulan didunia
Sampailah pada saat dimana konsekuensi harus dilewati
Entah itu berlari, tertatih yah harus dijalani
Bukankah cinta itu bukan hanya sekedar ilusi?
Maka langkahi dia dengan pasti
Karena yang aku tahu
Cinta kamu
Adalah harga aku
Tentang hati yang dulu beku
Tapi kini kembali tersipu malu
Oh sungguh kamu
Tahu kan kamu
Kalau kini aku jadi rindu?
Tuesday, 2 August 2016
Dan rindupun masih ada ketika tlah Hilang
Pilinan rasa yang masih utuh
Terlalu rumit sehingga tak bisa dilepas
Hendak sikap menuntun hati
Namun layaknya ego tak bekerjasama
Rindu ini sama
Tak berjeda sedikitpun
Waktu tak ada beda
Hey kamu aku Rindu
Wahai Rasa berkuranglah
Hey kamu jiwa ini sendu
Wahai hati berdamailah
Aura di Rumah Kardus
Sore ini saya kembali melintasi lorong pengab, berisi sisa-sisa kardus bekas yang ditumpukkan tak beraturan. Kembali saya melongok kiri kanan mencari sosok gadis kecil yang biasanya sudah menyambut saya. "Hai Inga, dimana Aura? Biasanya sudah ada disini bersama teman-teman yang lain" tanya saya kepada salah satu anak yang saya temui. "Kak Jingga ga tahu, kak Aura lagi dibawa ke rumah sakit, tadi ditabrak. Aku disuruh sama teman-teman yang lain untuk tinggal disini, soalnya semua pada anterin kak Aura" jawab Inga. "Ya Allah, Innalillahi, kapan? Ditabrak dimana?" Tanya saya agak shock.