Cinta yang menemukan

Azka

Jakarta, 5 Oktober 2016

        "Gila Dit, Lo dimana sih? Gue udah nungguin lo hampir setengah jam nih".

       "Yaelah sabar dikit napa. Ini Jakarta bos, macet," balas suara di ujung telepon sana. "Lo 7 tahun di London udah beneren lupa sama keadaan Jakarta ya? Ntar lagi gue beneren nyampe. Lagian baru nunggu setengah jam aja, udah bawel kaya nyokap gue lo", sahutnya lagi di sela-sela suara tertawanya.

"Yaudah buruan". (klik) 

        Hmm, ternyata udah 7 tahun gue ninggalin kota ini.

     "Kamu di mana Jingga? Please jawab telepon aku dong. Jangan bikin aku putus asa kaya gini, kamu kenapa?". Shit. Dari tadi dia sudah mencoba berkali-kali menelpon satu-satunya perempuan yang menjadi penyebab buyarnya konsentrasi nya seminggu ini. Tapi tetap saja hanya tersambung dengan Mailbox. Entah sudah berapa puluh sms yang dikirimnya ke perempuannya itu, pemilik wajah teduh yang menyukai senja. Perempuannya? Masihkah menjadi miliknya? yang sampai detik ini ga bisa dihubungi.

   Kenangan 7 tahun yang lalu ternyata kembali lagi di pikirannya. Padahal, usaha untuk melupakannya perlu bertahun-tahun, dan hanya membutuhkan beberapa detik untuk kembali tenggelam ke dalam kenangan itu. 

        "Hey bro. Lo, gue manggil berapa kali ga nyahut. Ngambek? Kaya nyokap gue aja lo. Anyway, welcome back to Jakarta". Sapa suara Aditya, sohibnya  yang diminta tolong menjemputnya sore ini.

       "Thanks God", lirihnya. Sapaan Aditya berhasil menariknya kembali ke dunia nyata. "Hahaha, masa sih? Suara lo kurang kenceng, kalah saing sama mobil Dit, lama banget sih lo", sambungnya.

       "Tahu ga sih ini jam berapa? Lo itu minta gue jemput pas jalanan lagi macet-macetnya. Lagian ga milih flight yang arrivednya malem aja, ini jam pulang kantor", Cerocos Aditya yang ga rela disalahin.

        "Flight yg direct adanya jam segini bro, lo tahu sendiri gue paling males kalau harus transit lagi. Ini juga gara-gara oma gue nih, kalau ga gue ogah balik lagi kesini, di pesawat berjam-jam. Lagian cewek bule lebih menantang dari pada sini, hahaha", Jawab Azka.

       "Boongin hati lo aja terus-terusan Ka, kenangan itu ga bisa dihilangin tapi diikhlasin".

       "Sial, anjrit lo. Ya udah jalan yuk, gue capek". Potongnya sengaja menghindar dari topik itu. Adit kalau udah ngomong ga jelas gitu bisa ngalahin Mario Teguh.

        "By the way Ka, lo emang sama sekali ga tahu di mana Jingga?"

         Deg.

(To be continued)

"Big Apple" City, New York City

Kota yang terletak di Amerika Serikat Timur Laut, yang dijuluki dengan sebutan "The City That Never Sleeps" ini adalah kota terpadat di AS . Kota ini terbagi menjadi lima borough (suatu bentuk pemerintahan khusus yang memimpin lima bagian konstituen dari kota terkonsolidasi atau penggabungan munisipal yang dibentuk ketika sebuah county bergabung dengan kota dan desa) yaitu Manhattan, The Bronx, Brooklyn, Queens, dan Staten Island.

Hujan Bulan Juni.wmv

'Aku Ingin' ~ Ari-Reda (Musikalisasi Puisi Sapardi Djoko darmono)

  (

Manusia, cinta dan kehidupan

Manusia itu dicipatakan memang beragam
Lewat cinta yang liar, desahan nafas panjang
Malam yang larut, siang yang menggebu dan pagi yang menjamu
atau...
Melalui kekecewaan, penyesalan yang panjang
Cinta yang bertepuk sebelah tangan : penolakan
Cinta yang tak dikenal : dijodohkan
penggadaian rasa, harta dan bahkan martabat
Kehormatan tiada tara atau sebaliknya

Sebagian dari kita diciptakan hanya karena tanggung jawab
Tak selamanya dari cinta, setengahnya omong kosong
Dari kehidupan itu sendiri kita belajar cinta
Karena kita manusia adalah ego yang serakah
Serakah untuk cinta, karena cinta itu sendiri memang serakah

Namun,
Lewat ayah dan ibulah mungkin bukti nyatanya
Bahwa dari semua itu selalu ada sisilainnya
Selalu aa hitam dan putih, bukankah itulah hidup, itulah cinta?

Karena pada hakikatnya
Cinta adalah
Penolakan, penerimaan, pengikhlasan, pengertian
Bukan hanya ciuman panjang memabukkan
Dekapan hangat menyejukkan
Bukan hanya sekedar kata sayang
Tapi penerimaan tanpa pengejawantahan
Dan ikhlas tanpa syarat

A Banker Who is also a Fiction Writer | Ika Natassa | TEDxKesawanSquare

Tentang malam dengan banyak rindu

Bukankah terlalu cepat
Datangnya kau malam pekat?
Padahal sejenak
Baru menikmati senja seolah dekat
Inginku hentikan waktu
Kala itu
Ketika hanya ada aku
Dan kamu terpaku
Menatap jingga yang malu

Kamu kekasih...
Sebab cipta rindu dengan rapih
Aku bisa apa kasih?
Ketika tentang rindu saja aku masih
Seperti bayi yang tak mengerti

Barangkali diantara jarak dan waktu
Selalu terbayar untuk rindu
Ketika temu itu bertamu
Sabdakan sebanyak hati hingga tak ada lagi semu
Selayaknya waktu yang lewatkan masa-masa kelabu

Aku berfantasi dengan asa
Berharap begitupun nanti nyata
Sehingga tak ada lagi bisik terasa
Namun,
Ketika semua kembali pada satu arti
Bahwa semua yang tentang hati
Adalah masalah tak penting harus itu dan ini
Yang ada hanya hati yang mencari
Sendiri
Karena tentang hati
Selalu mempunyai arti
Yang selamanya tahu sendiri
Sampai dimana dan sejauh mana terpatri

Begitulah kita
Menerobos pertahanan yang sudah ada sejak lama
Mencoba peruntungankah?
Atau siapa tahu ada dewi fortuna
Bukankah tak ada kebetulan didunia

Sampailah pada saat dimana konsekuensi harus dilewati
Entah itu berlari, tertatih yah harus dijalani
Bukankah cinta itu bukan hanya sekedar ilusi?
Maka langkahi dia dengan pasti

Karena yang aku tahu
Cinta kamu
Adalah harga aku
Tentang hati yang dulu beku
Tapi kini kembali tersipu malu
Oh sungguh kamu
Tahu kan kamu
Kalau kini aku jadi rindu?